THR untuk Investasi Saham? Simak Saran dari Sekuritas Ini

Oleh Issa Almawadi - korporat.com
26 Maret 2024 12:21 WIB
Ilustrasi dana THR. (Dokumen Bank Indonesia)

KORPORAT.COM, Jakarta - Sebagian besar masyarakat pekerja di Indonesia bakal mendapat tunjangan hari raya (THR) pada bulan ini. Dari dana itu, banyak yang menggunakannya untuk kebutuhan belanja.

Seperti data dari Perilaku Belanja Masyarakat Indonesia pada Ramadan 2024 yang dirilis oleh perusahaan periklanan global, The Trade Desk. Menurut data itu, 67% orang dari total 1.000 responden online Indonesia berencana menggunakan seperempat dari THR mereka untuk meningkatkan belanja.

Penggunaan dana THR untuk belanja memang lumrah di kalangan masyarakat kita. Namun perlu diketahui, dana THR juga bisa kita sisihkan untuk kebutuhan berinvestasi.

Menurut SEVP Retail Markets & IT BNI Sekuritas, Teddy Wishadi, Ramadan menjadi waktu ideal untuk memulai investasi. Teddy berpendapat, investasi dapat meningkatkan pendapatan seseorang di samping pendapatan utamanya.

"Sehingga mereka dapat melawan inflasi, mencapai target keuangan lebih cepat, membangun dana darurat, serta melindungi diri dari ketidakpastian ekonomi dan fluktuasi pasar," ujar Teddy, Senin (25/3/2024).

Pencairan THR Sudah Rp13 Triliun, Pensiunan Paling Cepat

Salah satu instrumen investasi untuk penempatan dana THR adalah saham. Selain untuk kebutuhan jangka pendek, investasi saham juga bisa dilakukan dengan tujuan jangka panjang.

Untuk itu, Teddy pun memberi beberapa saran bagi masyarakat yang ingin menggunakan dana THR untuk investasi saham.

Salah satunya dengan memilih saham unggulan (blue chip). "Ini merupakan saham dari perusahaan dengan reputasi baik dan memiliki kinerja yang stabil," kata Teddy mengungkapkan.

Beberapa contohnya antara lain, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Tak Melulu Soal Cuan, Friend-Shoring Jadi Tren Investasi Kini

Namun untuk memilih saham-saham blue chip, Teddy menyarankan agar investor tidak tergesa-gesar dalam membeli. Terutama, saat saham-saham tersebut berada pada harga tertinggi.

"Lihat pergerakan harga saham dalam beberapa waktu terakhir," ucapnya.

Teddy juga menambahkan, investor bisa memulai investasi saham secara periodik. Cara ini dilakukan untuk mengurangi risiko dan memanfaatkan konsep rata-rata biaya perolehan (dollar-cost averaging).

"Misalnya setiap bulan," ujar dia. Di sini, investor juga perlu fokus untuk tujuan investasi jangka panjang.

"Saat investasi secara berkala, jangan panik jual saat ada penurunan harga saham. Pelajari lebih dalam tentang investasi dan kinerja perusahaan," tutur Teddy.

Adapun saran Teddy lainnya adalah diversifikasi portofolio. Para investor bisa mengalokasi THR yang dimiliki ke beberapa instrumen investasi untuk membantu mengurangi risiko secara keseluruhan dalam portofolio investasi.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//