Menkeu: Pendapatan Negara hingga April 2024 Terkumpul Rp924 Triliun
KORPORAT.COM, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga April 2024 tetap terjaga positif. Buktinya, Kemenkeu mencatat pendapatan negara hingga April 2024 telah terkumpul sebesar Rp924,9 triliun atau 33 persen dari target.
Dari jumlah tersebut, Kemenkeu mencatat realisasi belanja negara hingga Rp849,2 triliun, atau naik sebesar 10,9% dari tahun lalu. Meski demikian, APBN masih tercatat surplus sebesar Rp75,7 triliun atau 0,33 persen dari PDB.
Jokowi: Freeport Berhasil Diambil Alih Pakai Uang dari AmerikaSementara realisasi pembiayaan hingga 30 April 2024 sebesar Rp71,7 triliun. Angka turun signifikan sebesar 68,3% dari tahun lalu yang mencapai Rp224,4 triliun.
"Dengan pertumbuhan dan kinerja yang relatif terjaga, meskipun guncangan global sangat besar, kita lihat beberapa indikator pertumbuhan dan pembangunan cukup positif," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani pada Konferensi Pers APBN KiTa di Kantor Pusat Kemenkeu Jakarta, Senin (27/5/2024).
IKN Dapat Pujian dari Pendiri Raksasa Properti UEAMenkeu mengatakan bahwa pada bulan April 2024, neraca perdagangan masih melanjutkan tren surplus, inflasi terkendali di 3,0% dan ekonomi tumbuh menguat mencapai 5,11%. Pertumbuhan yang solid ini berdampak positif pada penurunan tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan yang kini berada di bawah level sebelum pandemi.
"Tingkat pengangguran kita terus menurun dari yang pernah mengalami kondisi puncak waktu pandemi 6,26% sekarang di bawah 5% yaitu 4,82%, dan jumlah penganggurannya juga turun ke 72 juta. Untuk tingkat kemiskinan juga kita melihat level kemiskinan kita mengalami penurunan di 9,36%. Dan untuk kemiskinan ekstrem diharapkan akan terus mengalami penurunan lebih tajam pada 2024, yaitu mendekati nol," terang Menkeu.
Gaji Pegawai Swasta Bakal Dipotong untuk Iuran Tapera, Berapa Angkanya?Di tengah gejolak pasar keuangan yang dipengaruhi situasi global Kemenkeu bertekad peran APBN akan terus diperkuat sebagai shock absorber untuk melindungi masyarakat. Pada saat yang sama, Menkeu bilang Kesehatan APBN pun harus dijaga.
Terlebih, situasi global masih dibayang-bayangi oleh tensi geopolitik yang cenderung meningkat karena agresi militer Israel ke Rafah Palestina dan perang Rusia-Ukraina yang belum reda.
Gejolak geopolitik ini, kata Sri Mulyani, berisiko menciptakan spill over bagi ekonomi dunia, menimbulkan kerentanan pada rantai pasok dan berakibat pada fluktuasi harga komoditas dunia.
Komentar (0)
Login to comment on this news