Uni Eropa Terapkan Tarif Baru untuk Mobil Listrik Tiongkok
KORPORAT. COM, Jakarta - Uni Eropa (EU) resmi menerapkan tarif baru pada kendaraan listrik asal Tiongkok. Tarif baru itu akan berlaku selama lima tahun.
Dikutip dari Euro News, Kamis (31/10/2024), kebijakan ini berlaku mulai Rabu (30/10/2024). Kebijakan itu muncul setelah investigasi Komisi Eropa menemukan bantuan subsidi dari pemerintah Tiongkok bagi produsen mobil listrik lokal yang memungkinkan produsen menjual kendaraan dengan harga murah. Ini akan berdampak kepada lapangan kerja serta daya saing industri otomotif Eropa.
Tarif yang diterapkan bervariasi berdasarkan dengan produsen otomotif, seperti BYD 17,8%, Geely 18,8%, dan SAIC 35,3%. Sementara itu, produsen kendaraan lain di Tiongkok termasuk Volkswagen dan BMW akan dikenakan 20,7%. Sementara itu, Tesla dikenakan tarif sebanyak 7,8%.
"Dengan mengambil langkah yang terukur dan tepat setelah investigasi ketat, kami berdiri untuk praktik pasar yang adil dan mendukung industri Eropa," kata Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa, Valdis Dombrovskis.
Alasan Tarif Baru Diberlakukan
Komisi Eropa mencatat pangsa pasar mobil listrik asal Tiongkok naik dari 3,9% pada 2020 menjadi 25% pada September 2023. Komisi menilai perusahaan-perusahaan Tiongkok mendapatkan subsidi pemerintah di sepanjang rantai produksi, seperti lahan yang murah hingga pasokan litium dan baterai di bawah harga pasar.
Pertumbuhan pangsa pasar yang pesat menimbulkan kecemasan di Uni Eropa. Mereka khawatir kendaraan listrik Tiongkok akan mengancam kemampuan Uni Eropa untuk memproduksi teknologi hijau, serta mengancam lapangan pekerjaan di sana, yaitu 2,5 juta pekerja di industri otomotif dan 2,5 juta pekerja lainnya yang bergantung kepada produksi mobil listrik.
Yang menarik, kebijakan tarif diterapkan tanpa memperhatikan keluhan dari industri otomotif Eropa. Raksasa otomotif seperti Mercedes-Benz, BMW, dan Volkswagen, justru menentang aturan tersebut. Mereka khawatir kebijakan ini dapat memicu balasan dari Tiongkok yang bisa merugikan industri lain.
Dikecam Beijing
Aturan itu mendapatkan reaksi yang keras dari Beijing. Pemerintah Tiongkok menyebut kebijakan ini sebagai tindakan proteksionis dan tak adil.
Sebagai tanggapan, mereka meluncurkan investigasi anti dumping terhadap produk Eropa seperti brandy, daging babi, dan produk susu.
Baru-baru ini, Tiongkok juga mengumumkan tarif sementara sebesar 30,6%-39% pada brandy dari Prancis dan negara Eropa lain setelah pengumuman tarif baru mobil listrik yang ditetapkan oleh Uni Eropa.
Selain itu, beberapa produsen mobil Tiongkok mempertimbangkan untuk memproduksi mobil di Eropa untuk menghindari tarif dan lebih dekat ke pasar.
Sekadar informasi, BYD sedang membangun pabrik di Hungaria, sementara Chery memiliki usaha patungan (joint venture) untuk membangun mobil di wilayah Catalonia, Spanyol.
Komentar (0)
Login to comment on this news