Bank Mandiri Optimistis Likuiditas Makin Longgar di 2024
KORPORAT.COM, Jakarta - Kondisi likuiditas perbankan akan semakin membaik pada sepanjang 2024. Proyeksi tersebut disampaikan oleh Head of Macroeconomic & Financial Market Research PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Dian Ayu Yustina.
Menurut dia, ada sejumlah asumsi yang mendasari pernyataan itu. Pertama, akselerasi belanja pemerintah pada akhir tahun lalu demi mencapai target pertumbuhan ekonomi.
“Hal tersebut akan berkontribusi untuk bisa melonggarkan likuiditas perbankan,” ujar dia dikutip Senin (22/1/2023).
Anomali Pertumbuhan DPK, Likuiditas Makin Ketat?Kedua, Bank Indonesia (BI) turut pula memberi berbagai insentif seperti Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) dan Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM).
“Ketiga, ada penerapan kebijakan Dana Hasil Ekspor (DHE) yang akan berkontribusi positif. Sehingga kondisi likuiditas ke depan akan semakin membaik,” tutur dia.
Terpisah, Bank Indonesia menyatakan bahwa ketahanan perbankan tetap kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tercatat pada level yang tinggi sebesar 27,86% pada November 2023.
Hasil Stress Test BI: Perbankan Kuat Hadapi KetidakpastianBI menyebut likuiditas perbankan tetap memadai, tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) pada Desember 2023 yang terjaga tinggi pada 28,73%.
“Terjaganya likuiditas perbankan sejalan dengan masih tingginya penempatan perbankan pada surat berharga yang tergolong likuid dan implementasi KLM,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
Adapun, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) tahun ini diperkirakan lebih lambat dari pertumbuhan kredit. Bank sentral sendiri meyakin intermediasi perbankan 2024 bisa melaju dalam kisaran 10% hingga 12%.
Komentar (0)
Login to comment on this news